Senin, 12 Desember 2011

Blackberry




Tidak bisa dipungkiri lagi semua orang sekarang punya yang namanya blackberry. Mulai dari bapak-bapak kantoran, ibu rumah tangga, tukang jualan ayam goreng (ini betulan) sampai anak SD yang seharusnya cuma ngerti mainan sepeda diluar juga punya blackberry.

Kok bisa?

Bisa aja. Semua ini karena semakin tingginya keinginan seseorang mengakses internet. Dulu banget orang hanya menggunakan hp standar semacam Nokia yg hanya bisa dipakai untuk berkomunikasi. Lho bukannya itu kegunaan handphone yang sebenarnya? Tetapi sekarang handphone sudah lebih dari itu. Tidak hanya untuk menelfon dan sms, tapi juga bisa untuk browsing internet, main game, baca buku, sampai foto-foto. Semakin lama konsep handphone itu sendiri berubah akibat dari permintaan pasar dan kompetisi antar brand yang semakin sengit.

Entah kapan tiba2 tahun lalu meledak lah sebuah brand asal Kanada yang bernama BLACKBERRY. Wuih..kalau gak punya itu hp rasanya cupu, ga gaul, kurang bersosialisasi dan masih banyak lagi tanggapan lainnya. Blackberry yang sebetulnya adalah handphone yang didesain khusus untuk orang yang sudah kerja/pebisnis sekarang lebih mengacu kepada handphone sejuta umat atau handphone sosial.
Kalau ditanya itu blackberry buat apa, kebanyakan jawab untuk BBMan. Kalau sudah pakai BB tidak perlu lagi keluar pulsa untuk SMSan. Tidak hanya itu, blackberry memudahkan pengguna untuk mengunduh aplikasi gratis jejaring sosial macam facebook dan twitter dengan alasan mempermudah mengupdate status, cek profile atau hanya sekedar baca berita.




Sayapun termasuk pengguna blackberry tapi tidak mencintai brand ini. Dulu saya dipaksa orang tua untuk mengganti handphone samsung omnia saya dengan blackberry bold. Alasan orang tua sih karena memudahkan kami sekeluarga berkomunikasi. Saya menolak terus dan akhirnya kalah karena bujuk rayu seluruh anggota keluarga. Memang dari segi kemudahan, Blackberry membuat saya ketagihan dengan BBMnya. Apalagi sekarang semua orang punya blackberry. SMSan menjadi sangat langka dan entah mengapa lebih berkesan.





Tapi sekarang keadaan semakin parah. Pengguna BB jadi lebih senang untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh disana ketimbang oramg yang ada di depannya. Pernah saya janjian dengan teman lama untuk sekedar hang out. Bukannya dia bercerita, malah asyik bermain BB yang entah saya jadi berfikir, untuk apa kami bertemu kenapa ga bbman aja? orang bilang ini wabah bb. Orang jadi autis dan sibuk dengan dunianya sendiri. Bukan cuma masalah sosial seperti ini, tapi BBm yang dielu-elukan orang semakin sering mendapat masalah dalam hal koneksi. Entah itu server yang down, pending, dan belum lagi browser yang suka ngelag. Sayapun semakin hari semakin yakin kalau ganti handphone adalah hal yang tepat. Memang dari dulu saya tidak pernah suka dan tetap bertahan karena alasan saya kuliah di luar dan BB mempermudah saya dalam berkomunikasi dengan orang terdekat. Tetapi sekarang saya lebih yakin dan mantap kalau BBM bukanlah segalanya. Saya masih bisa menggunakan whatsapp, aplikasi semacam BBM yang bisa menghubungi HP macam android, iphone dll.
Iphone adalah salah satu HP yang sedang saya incar dan saya menunggu tabungan saya sampai cukup hehe